Jurusan Karawitan ISI Yogyakarta menyelenggarakan 24 Jam Menabuh dengan tema “Sounds of the Universe”. 24 Jam menabuh dilaksanakan pada tanggal 5 s.d 6 September 2017, bertempat di Concert Hall dan Pendopo Pajangmas ISI Yogyakarta. Pada tanggal 5 September, 24 Jam menabuh akan dilaksanakan di Concert Hall ISI Yogyakarta pada pukul 19.30 WIB dan dibuka oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang sebelumnya diawali laporan Ketua Panitia, sambutan Dekan Fakultas Seni Pertunjukan dan sambutan Rektor ISI Yogyakarta. Sedangkan pada tanggal 6 September 2017, pentas karawitan ini akan dilaksanakan pada pukul 06.00 sampai dengan 21.00 WIB di Pendopo Pajangmas ISI Yogyakarta.
Kelompok karawitan yang yang terlibat dalam acara ini terdiri dari lima kelompok karawitan profesional, tiga kelompok karawitan anak-anak, lima kelompok karawitan perempuan, tiga kelompok karawitan SMTA dan 13 unit kegiatan mahasiswa dari perguruan tinggi.
Hajatan tersebut diselenggarakan untuk memperingati 4 dasa warsa peluncuran satelit tanpa awak Voyager II yang membawa rekaman Gending Ketawang Puspa Warna laras Slendro Pathet Manyura hasil karya Sri Paduka Mangkunegoro IV yang direkam pada tahun 1971 di Kadipaten Pakualaman oleh Langen Praja Pakualaman dibawah Pengageng Ki Cokro Warsito yang kemudian hasil rekaman tersebut dibawa satelit tanpa awak Voyager II diluncurkan di Amerika pada tanggal 5 September 1977 mengorbit di angkasa raya.
Dalam pidato pembukaannya, Drs. Siswadi, M.Sn., selaku Ketua Panitia, mengatakan bahwa Bangsa Indonesia sudah sepantasnya memiliki rasa bangga karena salah satu karya anak bangsa terpilih menjadi musik yang bagus dan indah yaitu gending Ketawang Puspa Warna Laras Slendro Pathet Manyura karya Sri Paduka Mangkunegoro IV yang secara defacto kualitas musikal karawitan telah diakui dunia bahkan telah disejajarkan dengan komposisi-komposisi musik klasik karya para maestro dunia.
Karawitan telah dipelajari oleh bangsa-bangsa di dunia bahkan para sarjana barat telah mengadakan penelitian baik kajian baik dari sisi musikologi maupun karawitan, khususnya dengan berbagai pendekatan pula, dengan demikian karawitan bukan lagi milik bangsa Indonesia, bukan milik masyarakat Jawa, tapi sudah menjadi milik bangsa-bangsa di dunia. Hajatan 24 Jam Menabuh bukan semata-mata memperingati 4 dasa warsa peluncuran satelit Voyager II pada tanggal 5 September 1977 tetapi momentum ini diambil untuk menjadi gerakan menyuburkan kembali karawitan di bumi kelahirannya, jangan sampai subur di luar gersang didalam.
(Heri Abi – Sarjiman)